Anak buah Din Minimi penembak 2 TNI sudah 17 tahun tinggalkan istri

Editing by - Amiz
ilustrasi @istimewa
Merdeka.com - Anggota Din Minimi bernama T Plang yang diringkus polisi di desa Limpok, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar beberapa waktu lalu ternyata sudah minggat dari istri dan anaknya selama 17 tahun.

T Plang berasal dari Kabupaten Aceh Utara sudah lama menjadi DPO pihak kepolisian. Karena memang terlibat sejumlah kriminal bersenjata dan aksi penculikan. Salah satunya penculikan dan pembunuhan 2 anggota intel Kodim 0103 Aceh Utara.

Polisi menduga T Plang merupakan salah seorang eksekutor 2 TNI di Aceh Utara yang berada di Kecamatan Nisam Antara. Dugaan ini dari barang bukti yang ditemukan berupa satu pucuk pistol jenis FN, 7 butir amunisi. Pistol tersebut sudah dipastikan oleh pihak Kodam Iskandar Muda miliki 2 TNI tersebut.

"Itu T Plang yang ditangkap polisi sudah tinggalkan istrinya selama 17 tahun, selama itu dia memang tidak pernah pulang lagi," kata Kabid Humas Polda Aceh, AKBP T Saladin, Jumat (8/5) di Mapolda Aceh.

T Saladin mengaku ada kejadian dramatis saat penyergapan dua orang kelompok Din Minimi di Limpok, Aceh Besar. Tersangka yang berhasil ditangkap sempat membuat perlawanan hendak menembak polisi yang sudah berhadapan.

Namun saat T Plang yang hendak menarik pelatuk pistol yang ada di tangannya, senjata tersebut tidak meledak. Seketika polisi langsung melumpuhkan T Plang dengan menembak di kaki kanannya. Sedangkan rekannya bernama Komeng berhasil meloloskan diri.

Saat ini T Plang sedang mendapat perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara, Lamteumen, Banda Aceh.

"Alhamdulillah, ini memang pertolongan Allah, saat itu tersangka yang kita tangkap itu sempat mau menembak polisi, tetapi pistol di tangannya tidak meledak, seperti macet," jelas dia.

Menyangkut dengan motif, kata mantan Kapolres Bireuen ini, masih sedang dilakukan pendalaman. Akan tetapi dugaan sementara aksi kriminal bersenjata itu dikarenakan pihak TNI/Polri gencar merazia dan menangkap pelaku kejahatan narkoba.

"Selama ini TNI/Polri kan sering sekali menyita ladang ganja, menangkap pengedar narkoba, bisa jadi mereka marah, karena bisnis mereka terganggu," terang dia.

Untuk kepastian motif di balik tragedi kriminalitas bersenjata di Aceh. T Saladin menyebutkan harus menunggu pihak kepolisian melakukan pemeriksaan pada tersangka yang sudah ditangkap. Terutama tersangka T Plang sedang dilakukan pendalaman oleh petugas.

Meskipun sedang dirawat, jelasnya, pihaknya tetap memeriksa tersangka itu. Biasanya pelaku kriminal seperti ini bungkam dan tidak memberitaukan motif dan aktor intelektualnya. Makanya dibutuhkan semua tersangka yang tersisa 19 orang harus segera ditangkap.

Sedangkan yang sudah berhasil diringkus polisi sebanyak 14 orang anggota 4 kelompok kriminal di Aceh. Di antaranya 11 orang kelompok Din Minimi, 2 orang kelompok Abu Rajak yang juga sudah bergabung dengan Din Minimi. Sedangkan kelompok Raja Rimba dan Gambit masih diburu polisi.

"Kita akan kejar sampai kemanapun mereka lari, setelah semua tertangkap, kita bisa konfrontir keterangan mereka," tutupnya. [rnd]

Tidak ada komentar: