![]() |
QURBAN: DKM Masjid Besar Mu'tamarul Huda Desa Bode Lor menyembelih 27 Sapi dan 95 Kambing pada Idul Adha 1437 H. Foto: Jamal Suteja/ Radar Cirebon |
Plumbon - Siapa yang tidak mau menunaikan
ibadah qurban? Meski hanya diwajibkan bagi yang mampu, namun di Desa Bodelor,
Kecamatan Plumbon, ibadah qurban bisa dilakukan baik bagi orang mampu maupun
yang kurang mampu. Hal itu setelah DKM Masjid Mu’tamarul Huda menggagas sebuah
program tabungan qurban.
Program yang digulirkan sejak tahun 90-an itu terbukti
membuat masyarakat antusias untuk berqurban. Tengok saja, dari tahun ke tahun,
di Desa Bodelor menyumbang jumlah hewan qurban terbanyak. Pada tahun ini, DKM
Masjid Mu’tamarul Huda menyembelih 27 ekor sapi dan 95 ekor kambing. Jumlah itu
meningkat dari tahun sebelumnya. Pada perayaan Idul Adha tahun lalu, DKM Masjid
Mutamarul Huda menyembelih 23 sapi dan 107 kambing.
Ketua Pengarah Qurban DKM Masjid Mutamarul Huda, Surono S.Pd
mengatakan, jumlah sebanyak itu bukan lantaran tingginya taraf ekonomi di Desa
Bodelor. Menurutnya, hal itu merupakan hasil dari program tabungan qurban yang
sudah digagas sejak lama. “Awalnya tahun 90-an masih sedikit. Alhamdulillah
lama-lama masyarakat yang partisipasi semakin banyak, bahkan hampir semua
mengikuti tabungan qurban,” tukasnya kepada Radar, Senin (12/9).
Menurutnya, kepercayaan masyarakat terhadap penyelanggaraan
tabungan qurban kepada panitia, juga menjadi faktor penting dalam kesuksesan
program tersebut. Sehingga bisa menghasilkan hewan qurban terbanyak
se-Kabupaten Cirebon. Meski demikian, ada juga hewan qurban yang diserahkan
secara perorangan. “Mayoritas yang menyembelih dari desa sini, tapi ada juga
warga Desa Bodelor yang bermukim di desa lain, tapi tetap berqurban di sini.
Ini juga satu sisi berkat kepercayaan terhadap panitia,” ucapnya.
Menurut dia, panitia qurban memang selalu terjun ke
masyarakat dalam pembagian daging qurban secara adil dan transparan. Sehingga
masyarakat bisa merasakan secara merata daging qurban yang disembelih. Program
tabungan qurban, kata dia, saat ini hampir sudah mencover seluruh masyarakat.
Melalui penghimpunan tabungan tersebut, warga bisa mengumpulkan uang untuk
membeli hewan qurban baik sapi maupun kambing.
Mereka ada yang cukup mengumpulkannya selama satu atau dua
tahun dengan biaya tabungan sebesar Rp5000 setiap minggu. “Apabila uangnya
memang sudah terkumpul untuk membeli kambing atau sapi, tahun ini bisa
berqurban. Kalaupun kurang kita ingatkan kepada warga untuk melunasi biaya
hewan qurban. Kalau tidak bisa, maka dana yang terhimpun akan diakumulasikan
untuk biaya qurban tahun depan,” beber Surono.
Program tabungan qurban ini, kata dia, memang awalnya
digagas untuk memfasilitasi masyarakat yang taraf ekonomi kurang mampu agar
bisa melaksanakan ibadah qurban. Dengan cara seperti itu, masyarakat pun
antusias untuk menambung. “Kami panitia tidak mengharapkan apa-apa, tujuannya
agar membantu masyarakat yang kurang mampu agar bisa berqurban, jadi ibadah
qurban bukan orang yang mampu saja,” katanya.
Dikatakan Surono, hasil penyembelihan hewan qurban,
seluruhnya diutamakan dibagikan kepada masyarakat Desa Bodelor. Sementara
apabila ada sisa daging baru diserahkan kepada para alim ulama dan juga
masyarakat di desa lain. “Kita sudah mendapatkan amanat, daging qurban
diutamakan dulu untuk masyarakat bodelor, kalau masyarakat sudah fix dan ada
kelebihan, baru ke ulama-ulama yang ada di desa sekitar,” ucapnya.
Pembagian daging qurban, kata dia, dibagikan secaramerata.
Hitungannya 6 berbanding satu. Artinya, enam orang dalam keluarga akan
mendapatkan satu bundel kantong daging qurban. Besarannya bergantung hasil
penimbangan. Khusus janda atau duda, dan jompo yang tinggal seorang diri, akan
menerima setengah dari satu bundel kantong daging qurban. “Kita bagikan per RT,
dan tidak semua menerima secara rata, hitungannya enam banding satu. Jadi enam
anggota keluarga akan mendapatkan satu bundel kantong daging qurban,” sebut
Surono seraya menyebutkan penduduk Desa Bodelor terdapat lebih dari 5000 jiwa
itu. (jml)
Info: RadarCirebon.Com
Tidak ada komentar: