Di Bawah Alquran, Ujang Bersumpah Tidak Didukung Sunjaya

Editing by - Amiz
KETERANGAN PERS: Ujang Bustomi dihadapan wartawan bersumpah dengan Alquran bahwa dirinya tidak dukungan dari bupati Cirebon, saat gelar jumpa pers. Foto: Deni Hamdani/ Radar Cirebon
Cirebon - Jelang Konferensi Cabang GP Ansor Kabupaten Cirebon yang akan digelar Sabtu (24/9) mendatang, suhu politik di internal GP Ansor mulai menghangat. Sejumlah kandidat bakal calon organisasi di bawah naungan NU itu mulai bermunculan dan bergeriliya mencari dukungan. Bukan itu saja, sejumlah pejabat partai politik dan anggota dewan pun sudah melakukan kampanye hitam jelang konfercab tersebut.

Salah satu kandidat ketua GP Ansor, Ustad Ujang Bustomi kepada Radar Cirebon membenarkan bahwa ada beberapa anggota DPRD Kabupaten Cirebon dan pengurus partai politik tertentu turun langsung untuk mengintervensi serta menggiring peserta konfercab untuk memenangkan salah satu kandidat calon ketua GP Anshor Kabupaten Cirebon.

“Ini caranya sudah mulai tidak sehat lagi. Karena anggota dewan juga pengurus parpol tersebut sudah mulai mengiming-imingi bahkan ada juga yang melakukan intervensi terlalu berlebihan agar PAC dan Ranting memilih salah satu calon tersebut,” ungkap Ujang.

Bahkan menurut Ujang, kampanye hitam sudah mulai merebak dan berusaha menjatuhkan dirinya dari pencalonan. “Mereka juga mencari kelemahan saya. Bilang saya ini bukan NU, ada juga yang mencoba melakukan kampanye hitam menjelek-jelekan kandidat. Ironisnya, ada juga yang mengatakan saya maju karena didukung bupati. Saya sudah tegaskan di hadapan PAC dan bersumpah dengan Alquran kalau di belakang saya ini nggak ada kepentingan dari siapapun, termasuk Bupati Sunjaya,” tegasnya.

Sementara itu Ketua PAC GP Anshor Kedawung Suminta kepada Radar Cirebon mengatakan, pihaknya pernah didatangi oleh pengurus salah satu parpol untuk diminta mendukung salah satu Calon. “Iya saya didatangi oleh orang partai, dan meminta saya mendukung calon itu. Saya diiming-imingi nanti akan dapat bantuan dari Kemenpora, dan bantuan program lainnya, asal saya pilih calon itu. Saya tolak tawaran itu, karena bagi saya itu sudah tidak sehat lagi persaingannya,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan Ketua PAC Ansor Suranenggala Saeful Hadi. Dirinya mengaku tidak hanya didatangi oleh orang parpol, tapi juga sejumlah preman. “Banyak yang datang ke saya dan menawari uang. Bukan itu saja, ada preman utusan orang penting yang menekan saya agar memilih salah satu kandidat,” akunya.

Begitupun yang dialami Ketua PAC Ansor Plumbon Wawan. Ada seorang anggota DPRD yang mendatanginya dan memaksa memilih calon tertentu. “Orang parpol dan anggota DPRD itu datang ke saya lalu memaksa dan meneror agar memilih calon itu,” ucapnya. (den)

Info: radarcirebon.com

Tidak ada komentar: