![]() |
Fuzione sebagai tema tren rambut 2015, baik itu untuk spring-summer maupun fall-winter makarizo. |
Produk perawatan dan kecantikan
rambut itu mengusung Fuzione sebagai tema tren rambut 2015, baik itu untuk
spring-summer maupun fall-winter.
Fuzione berarti fushion atau
perpaduan. Diungkapkan Dyah Fitrisally, Strategic Marketing Manager
Professional PT Akasha Wira International Tbk, pemilihan Fuzione sebagai tema
tidak lepas dari kuatnya kecenderungan masyarakat masa kini yang giat
berpelesiran atau traveling.
"Saat ini, segala sesuatunya
memungkinkan kita untuk traveling ke mana pun. Dari aktivitas tersebut,
terjadilah perpaduan segala elemen budaya baik itu makanan maupun gaya
berbusana dalam satu waktu. Dari perpaduan inilah kami terinspirasi untuk
meluncurkan tema ini," terang Dyah saat peluncuran.
Maka, hadirlah delapan gaya rambut
Fuzione yang terdiri dari empat penampilan sehari-hari (ready to wear) dan
empat penampilan dramatis (haute couture) spring-summer 2015.

Salah satu gaya rambut sehari-hari
adalah Singlelish yang mewakili benua Eropa. Singlelish merupakan perpaduan
kata Shingle dan English. Shingle dari Flapper Shingle yakni potongan rambut
pendek yang sempat populer pada era 1920-an. Tren gaya rambut ini menampilkan
ciri khas potongan rambut bob dipadukan dengan rambut keriting ala perempuan
Inggris atau English Rose.
Dari benua Amerika, muncul gaya
rambut Navie. Gaya rambut ini memadukan budaya suku asli Amerika, Navajo dan
gaya khas hippie di 1970-an. Tampilan ini menampilkan gaya untuk rambut panjang
bergelombang, dipercantik pewarnaan ombre, yakni akar rambut berwarna gelap,
dan gradasi makin terang hingga bawah.
Potongan sehari-hari selanjutnya adalah
Wushi-Mo yang mewakili benua Asia. Berasal dari barongsai (Wushi) dan modern
(Mo), gaya ini hadir berkat teknik blunt cut rapi rambut seatas bahu yang
dibentuk agar ujung rambut terangkat dan bervolume. Bentuknya menyerupai gedung
China Pavilion yang memiliki siluet seperti piramida terbalik.
Menyusul kemudian Harabuki yang merupakan
perpaduan dari gaya Harajuku dan elegansi Kabuki dari Jepang. Dengan menyatukan
kecantikan abadi rambut hitam panjang pada Kabuki dan warna-warna menyala serta
potongan asimetris yang melambangkan gaya harajuku yang eksentrik.
Di jajaran tampilan haute couture, Makarizo
menawarkan gaya rambut Afroque yakni perpaduan nuansa tribal Afrike dengan unsur
klasik Baroque.
Lalu, Bracazilly yang mengawinkan gaya
Brazilian Carnavale dengan era 1950-an untuk jambulnya.
Dari negeri sendiri ada Rotwist yang
berinspirasi pada dari khas penduduk pulau Rote dan tatanan rambut glamor
dengan twist di atas era 1940-an.
Sebagai pamungkas, hadir gaya Tibed'or dari
gaya rambut masyarakat Tibet dengan era Elizabethan Inggris.
Info: Tribunnews.Com
Tidak ada komentar: