Mahasiswa Segel Gerbang Kampus IAIN

Editing by - Amiz

Kesambi - Sejumlah mahasiswa menyegel gerbang utama kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon. Mereka berunjuk rasa mendesak sejumlah petinggi IAIN untuk mundur dari jabatannya, karena diduga telah melakukan tindak korupsi. Bukan hanya menggembok dan membakar ban bekas di halaman kampus, para demonstran itu mencorat-coret gerbang kampus dengan tulisan ‘Disegel Tuhan’, serta melarang mahasiswa lainnya yang hendak masuk ke dalam kampus.

Kordinator aksi tersebut, Otong menyerukan agar secepatnya para pejabat IAIN yang terkena masalah korupsi turun dari jabatannya. Mahasiswa menuding sejumlah pejabat seperti rektor IAIN, wakil rektor I, II dan III segera turun dari jabatannya karena dianggap tidak pantas menduduki kursi di satu-satunya perguruan tinggi agama Islam negeri itu. “Kami ingin secepatnya pejabat IAIN yang korupsi itu ditangkap dan segera turun dari kursi jabatannya. Karena itu memalukan,” serunya.

Saat ditanya sejumlah awak media terkait masalah kasus korupsi apa yang diprotesnya, mahasiswa tidak mampu menunjukan data-data terkait isu yang digembor-gemborkannya. Tak puas hanya berorasi di depan kampus, mahasiswa pun kemudian membakar kursi-kursi yang biasa digunakan untuk perkuliahan. Mereka pun kemudian mencemooh para pejabat kampus dengan coretan-coretan di dinding.

Aksi tersebut berlangsung cukup lama, dan berakhir ricuh. Masih tidak puas, mahasiswa pun kemudian merusak sejumlah faslitas kampus lainnya seperti mobil inventaris bus IAIN dengan melempari kaca mobil. Melihat aksi anarkis dan brutal, Polisi yang ikut mengawal jalannya aksi tersebut tak ambil diam. Beberapa mahasiswa pun diciduk dan dibawa ke kantor Polisi Sektor (Polsek) Utara Barat untuk diamankan dan dimintai keterangan.

Mahasiswa lain yang tengah menjalani proses perkuliahan, Ikhwan mengungkapkan, aksi tersebut bukan saja mangganggu aktivitas perkuliahan. Namun juga sudah mengganggu mahasiswa lain yang sedang kuliah di kelas. Pihaknya berpendapat, melakukan aksi dan demonstrasi itu hak semua orang, tetapi jika menyalahi ketentuan dan kode etik maka itu tidak bisa dibiarkan. “Demonstrasi adalah hak, namun jangan sampai mengganggu apalagi menyita hak orang lain,” jelasnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, sebagai orang berpendidikan mestinya tidak melakukan tindakan premanisme seperti menyelesaikan masalah dengan cara-cara yang anarkis. Pihaknya membenarkan, jika memang hingga hari ini kampusnya tengah banyak tersandung kasus. Namun dia menilai, ada sesuatu dibalik ramai dan kisruh di kampus Islam tersebut. “Kayaknya sih ada kepentingan apa gitu,” ujar mahasiswa semester V.

Sementara mahasiswa tingkat akhir jurusan PBI, Yunus menilai aksi tersebut sebetulnya tidak tepat esensinya. Jika memang yang dituju adalah pejabat-pejabat rektor yang tersandung kasus korupsi, maka tidak seharusnya merusak fasilitas umum milik kampus. Jika sepeerti ini yang terjadi, kawan mahasiswa lainnya merasa terganggu dan tidak simpatik dengan mahasiswa yang menuntut kasus korupsi segera dituntaskan. “Jika memang yang ditujukannya kepada pejabat rektorat, kenapa harus menyegel gerbang apalagi sampai merusak mobil bus kampus, ini sama saja merugikan mahasiswa lainnya,” ungkapnya.

Saat disinggung apakah ada muatan politis menjelang pemilihan rektor IAIN, pihaknya membenarkan jika setiap kali pergantian rektor pasti ada gejolak di IAIN. Diterangkannya, saat dia awal masuk kampus tersebut kondisinya sama dengan hari ini yaitu pergantian pemilihan orang nomor satu di IAIN. “Kami sebagai mahasiswa ingin kampus itu kondusif dan nyaman tanpa ada tunggangan politik apa pun, mudah-mudahan ke depannya IAIN bisa lebih baik dan kondusif,” papar Yunus. (Iwe/CNC)

Tidak ada komentar: