Warga Keluhkan Perbaikan Jalan dan Jembatan Asal-asalan

Editing by - Amiz

Gebang - Proyek pekerjaan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di beberapa desa menunai kritik dari warga dan kuwu. Hal itu dipicu karena lemahnya koordinasi dengan pemerintah setempat. Salah satunya pekerjaan pembangunan jembatan dan jalan di Desa Dompyongwetan Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon yang berimbas hasil pekerjaan jauh dari apa yang diharapkan.

Salah seorang warga Desa Dompyongwetan, Yanto, Jumat, (19/9) memaparkan, pengaspalan di desanya tampak hanya sebatas ketutup aspal saja tanpa memenuhi standar yang diharuskan layaknya aspal untuk jalan yang dapat dilalui kendaraan roda empat, seperti ketebalannya hanya sekitar satu sentimeter saja hingga meski baru dua hari di aspal tetapi aspal sudah mengelupas, ditambah lagi saat pemadatan jalan menggunakan tanah hingga akhirnya jalan menjadi berlubang karena amblas, “Pengaspalan asal saja, sekarang saja sudah pada berlubang, aspal pada mengelupas, pekerjaan anehnya seperti tidak ada pengawasan, “keluhnya.

Ditambahkannya, pekerjaan tersebut terkesan lebih mencari keuntungan semata tanpa memikirkan kualitas hasil pekerjaan. Ia menduga proyek dilaksanakan oleh kontraktor abal-abal sehingga hanya memikirkan keuntungan semata ataukah memang anggaran pemerintah yang asal-asalan tanpa melihat kebutuhan dari sebuah proyek tersebut.

Sementara itu Kuwu Desa Dompyongwetan, Didi Sutadi, mengatakan, pengaspalan jalan pada beberapa jalan gang di desanya yang berada di dua titik masing-masing di Dusun 01 ada dua titik dengan dimensi seluruhnya 2,5 x 170 meter dengan anggaran Rp 200 juta dilakukan oleh dua kontraktor yang berbeda dan tidak ada koordinasi tentang spek atau kualitas pengerjaannya. “Pada titik pertama sudah kami nasehati untuk kualitas pengaspalan agar jangan asal-asalan tetapi yang terjadi malah seperti yang dilihat, baru beberapa hari diaspal sudah mengelupas. Sedangkan pada titik kedua anehnya malah ganti kontraktor, dan alasannya meneruskan kontraktor pertama,” terangnya.

Kondisi tersebut juga tampak terlihat pada proyek pekerjaan jembatan di RT.19 RW.05 Dusun 03 yang menghabiskan anggaran Rp 84 juta tetapi hasil sangat kurang memuaskan. Jembatan hanya dibuat ukuran 2x2 meter ditambah senderan dan pengurugan hanya 3 dumtruk saja, kondisi jembatan tidak sejajar dengan jalan membuat kondisi tersebut membahayakan pengguna jalan. “Kalau pekerjaan seperti itu saja menurut ahli bangunan paling hanya menghabiskan anggaran Rp25 juta saja, tetapi kami pihak pemdes tidak memiliki upaya untuk menegor atau mengawasi serta mengatur pekerjaan tersebut, karena kami pemdes hanya menerima hasil pekerjaan itu saja,” keluhnya. (Wawi/CNC)

Tidak ada komentar: