
Telinga merupakan salah satu organ tubuh yang sering kali diabaikan kebersihannya, sampai kemudian muncul keluhan. Padahal setelah muncul keluhan, itu berpotensi menjadi infeksi kronis.
Indra
pendengaran ini bisa mengalami beberapa gangguan yang disebabkan oleh beberapa
hal. Antara lain gangguan kongenital alias bawaan sejak lahir, trauma,
degeneratif, infeksi, dan juga tumor.
* Gangguan
kongenital: Bisa
berupa hearing loss dan total deafness yang sudah terjadi pada seseorang sejak
ia lahir.
* Trauma: Apabila telinga pernah terpukul atau tertampar, jatuh
akibat kecelakaan sehingga gendang telinga robek, atau kejadian lainnya, maka
ia berisiko mengalami trauma dan gangguan pendengaran di kemudian hari.
* Gangguan degeneratif: Masalah
yang disebabkan bertambahnya usia ini bisa berupa pendengaran berkurang atau
sebagai akibat lanjutan dari tumor.
* Infeksi/peradangan :
Secara umum, gangguan telinga karena infeksi dibedakan berdasarkan anatomi
telinga, yakni telinga bagian luar, tengah, dan dalam. Infeksi yang terjadi
pada telinga bagian luar disebut otitis eksterna dan biasanya disebabkan oleh
bakteri atau jamur.
Infeksi Telinga
Keluhan otitis eksterna biasanya disebabkan kebiasaan mengorek telinga atau akibat berenang yang membuat telinga kemasukan air.
Keluhan otitis eksterna biasanya disebabkan kebiasaan mengorek telinga atau akibat berenang yang membuat telinga kemasukan air.
“Itu
sebabnya, otitis eksterna sering juga disebut swimmer’s
ear . Pada saat
berenang, lapisan lemak yang melindungi telinga akan mengalami abrasi sehingga
kering dan menumpuk. Ini yang harus dibersihkan. Pasalnya, bila terjadi abrasi
maka tidak ada lagi pelindung. Akibatnya, bakteri bisa tumbuh,” ujar dr.
Oppy Surya Atmaja, Sp.THT-KL, dari RS Royal Taruma, Jakarta.
Keluhan
yang muncul pada penderita otitis eksterna antara lain telinga terasa
sakit saat dipegang, sakit saat mengunyah makanan atau saat membuka mulut,
terkadang juga keluar cairan dari lubang telinga. Untuk mengobatinya, sisa
peradangan dibersihkan dan diberi antibiotik. “Jika bengkaknya sampai menutup
telinga, bisa diberi tampon telinga,” jelas Oppy.
Infeksi
telinga bagian luar juga bisa disebabkan oleh bakteri dan jamur. Misalnya
dipicu oleh telinga yang kemasukan air sehingga lembap dan timbul jamur.
“Keluhannya gatal-gatal. Untuk mengatasinya, jamur dibersihkan dan diberi
salep.”
Telinga Berdengung
Infeksi telinga bagian tengah (otitis media ) paling sering berhubungan dengan infeksi pada saluran napas bagian atas, yaitu hidung dan tenggorok. Gejalanya bisa diawali pilek, batuk, dan sakit tenggorok, kemudian naik ke telinga. Ini terjadi karena ada saluran yang menghubungkan hidung tenggorok dan telinga.
Infeksi telinga bagian tengah (otitis media ) paling sering berhubungan dengan infeksi pada saluran napas bagian atas, yaitu hidung dan tenggorok. Gejalanya bisa diawali pilek, batuk, dan sakit tenggorok, kemudian naik ke telinga. Ini terjadi karena ada saluran yang menghubungkan hidung tenggorok dan telinga.
Keluhan
awalnya, telinga terasa tersumbat, berdengung, lama-lama muncul cairan,
infeksi, bernanah, dan biasanya di kemudian hari bisa pecah (otitis media akut). Jika tidak ditangani
dengan baik, otitis media akut bisa berkembang menjadi otitis
media superlatif
kronis.
“Jika
gangguan terjadi lebih dari tiga bulan, maka sudah bisa disebut otitis
media superlatif
kronis,” ujarnya.
Pecahnya Gendang Telinga
Keluhan otitis media, tambah Oppy, dilihat berdasarkan stadium. Pada stadium oklusi tuba, telinga berdengung dan pendengaran berkurang.
Keluhan otitis media, tambah Oppy, dilihat berdasarkan stadium. Pada stadium oklusi tuba, telinga berdengung dan pendengaran berkurang.
Stadium
berikutnya adalah stadium infeksi hiperemis . Pada tingkat ini, pada pemeriksaan
fisik akan telihat gendang telinga berwarna kemerahan. Pasien biasanya mulai
merasa sakit. Stadium berikutnya yakni stadium supurasi , yakni saat gendang telinga bernanah
dan pada pemeriksaan fisik terlihat menonjol keluar dengan nanah di
dalamnya.
“Pada
stadium ini rasa sakitnya luar biasa. Kalau yang kena anak-anak, biasanya dia
akan rewel dan demam tinggi,” terang Oppy.
Apabila
dalam stadium ini seseorang tidak mendapat pengobatan yang tepat, besar
kemungkinan untuk masuk ke stadium berikutnya, yakni stadium perforasi alias gendang telinga pecah.
Pada
stadium ini, kemampuan mendengar akan turun sekitar 20 – 40 dB, dan keluar
cairan terus-menerus yang kerap disebut congek.
Hasto Prianggoro
Info: Tribunnews.Com














Tidak ada komentar: