
Kejaksan - Dalam waktu dekat pengurus Dewan Kemakmuran Mesjid (DKM) Raya At-Taqwa Kota Cirebon akan melayangkan surat kepada Walikota Cirebon, Ano Sutrisno. Surat tersebut terkait banyaknya keluhan dari para jamaah tetang hilangnya lahan parkir akibat adanya penataan lapangan Alun-Alun Kejaksaan.
“Kami menyesalkan kepada
pemerintah kota adanya penataan alun-alun. Karena pengurus DKM tidak di ajak
rapat secara formal oleh pemkot,”kata ketua DKM Raya At-Taqwa Kota Cirebon,
Ahmad Yani, Jumat (19/9).
Menurutnya, pengurus Mesjid
Raya At-Taqwa mendukung program penataan lingkungan alun-alun, kenapa?
Alun-alun rapih, bersih itu juga mempercantik mesjid raya dan Islamic center.
Hanya saja pemkot tidak ada koordinasi secara khusus.
“Walau bagaimana pun juga
kita bertetangga karena Mesjid Agung asset pemkot, alun-aliun juga milik
pemkot. Tapi itukan ada pengurusnya jadi kami berharap ada koordinasi agar
semuanya lancar, selama ini kan tidak ada,” kata dia.
Bahkan saat ini, banyak
keluhan dari jamaah untuk kiranya pengelola dan pemkot masih memperhatikan
lahan parkir jamaah. Karena salah satu magnet Masjid Raya At-Taqwa itu karena
ada fasilitas penunjang yaitu dengan lahan parkir cukup luas.
“Banyak, jamaah
mempertanyakan kepada pihaknya untuk meminta kepada pemkot untuk menyediakan
spase atau ruang untuk parkir,”ujarnya.
Dia mengatakan, bila tidak
tersedianya lahan parkir untuk para jamaah, dipastikan akan menurunya jamaah
yang datang. Padahal para jamaah tersebut semua warga Kota Cirebon.
“Sayang bila para jamaah
berkurang kerena selama ini Mesjid Raya At-Ataqwa menjadi ikon dan magnet kota
Cirebon baik itu dimata masyarakat wilayah tiga Cirebon dan Jawa Barat,”
katanya.
Menurutnya, semua pihak
harus saling memposisikan baik itu, pemkot dan DKM karena persoalan ini
sifatnya komplementer dan harus saling melengkapi. Artinya, kata dia,
bangaimana alun-alun tertata cantik, rapih dan indah. Begitupun sebaliknya
Masjid Raya At-Taqwa juga semakin semarak rapih cantik dan indah. Maka dari itu
salah satunya harus saling mengakomodasi kepentingan masyarakat.
“Pengguna alun-alun juga
masyarakat kota dan penguna mesjid juga masyarakat kota dan itu semuanya
masyarakat kota Cirebon. Untuk saat ini bukan dalam posisi boleh dan tidak
boleh, tapi lebih kepada saling membutuhkan,” imbuhnya.
Menyikapi hal tersebut,
Ketua Ormas Islam Almanar Cirebon, Ustad Andi Mulya mengaku prihatin dengan
adanya pengurangan lahan parkir di Masjid Raya At-Taqwa.Mengapa demikian?
Karena dengan tidak adanya tempat parkir kendaraan khususnya mobil akan berdampak
kepada mengurangnya jamaah.
“Kalau jamaah parkir di
jalan, ini kan cukup berbahaya, selain macet juga rawan kriminalitas. Saya
berharap pemkot bisa memikirkan itu,” katanya. (Enon/CNC)
Info: CirebonNews.Com














Tidak ada komentar: