Lanjutkan Pembangunan Pasar Batik, Pemkab Kucurkan Dana Rp 3,7 M

Editing by - Amiz

Weru  - Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Cirebon akhirnya menggelontorkan anggaran untuk kelanjutan proyek pembangunan Pasar Batik Weru di Desa Weru lor, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon yang sempat terbengkalai beberapa lama. Lanjutan proyek yang didanai.

anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kabupaten Cirebon 2014 sebesar Rp 3,7 miliar lebih itu, ditargetkan rampung pada pertengahan Desember 2014 mendatang.

Kepala Bidang (Kabid) Industri pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Desperindag) Kabupaten Cirebon, Suyatno mengatakan, lanjutan proyek tersebut mulai dikerjakan sejak 11 Agustus lalu. Dan rencananya proyek tersebut  akan berlangsung selama 150 hari kerja sampai 15 Desember mendatang.

"Ada beberapa fasilitas pendukung serta dua blok tambahan yang akan dikerjakan dalam anggaran tahun ini," katanya saat ditemui di kantornya, Jumat (11/9) lalu.

Rencananya, kata dia, anggaran tersebut akan mengerjakan dua blok tambahan dengan masing-masing blok akan di bangun 20 kios. Di Blok A, sepuluh kios akan digunakan untuk kantor, sedangkan sepuluh sisanya untuk ditempati para perajin batik yang belum memiliki showroom.

Sementara di Blok B, 20 kios yang dibangun, seluruhnya akan diperuntukan bagi para perajin. Sementara fasilitas pendukung yang sedang dibangun berupa toilet dan mushola untuk penghuni dan pengunjung pasar nantinya.

“Mudah-mudahan pekerjaan proyek tersebut bisa kelar sesuai rencana. Sehingga pihaknya secepatnya melakukan penyeleksian terhadap calon pengguni pasar itu bersama panitia yang sudah ada,” kata dia.

Dia menjelaskan, pembangunan Pasar Batik Weru dimulai pada 2011 dengan bantuan dana dari APBD Provinsi Jawa Barat sebesar Rp 6 miliar. Pelaksanaan proyek yang baru dimulai pada akhir tahun anggaran, membuat dana tersebut belum terserap seluruhnya dan terpaksa dilanjutkan pada tahun anggaran 2012. Namun, dana itu juga masih jauh dari kebutuhan sebesar Rp 14 miliar, sehingga kios yang terbangun baru mencapai 112 dari 198 unit yang direncanakan.

“Dengan dilanjutkanya pembangunan ini di harapkan penantian panjang para pengrajin batik untuk memiliki sowroom cepat terwujud. Sehingga mereka akan bisa memasarkan hasil karya batiknya dengan mudah,” jelasnya.

Dia menambahkan, saat ini di Kabupaten Cirebon ada sekitar 500 perajin batik. Namun dari jumlah itu baru seratus perajin yang sudah memiliki showroom. Sementara sisanya hanya memiliki bengkel kerja (workshop) tanpa punya tempat untuk memajang dan menjajakan hasil karyanya.

Dengan jumlah 112 unit yang baru rampung dan tambahan 30 unit yang sedang dibangun, dia berharap, dua sampai tiga perajin yang belum memiliki showroom nantinya akan menempati satu kios bersama-sama.

"Saat kami bertemu dengan para pengrajin batik dan pengurus asosiasi batik sejauh ini para perajin tidak keberatan, yang penting mereka segera bisa memiliki showroom dan bisa memasarkan prodaknya dengan aman dan nyaman," katanya.

Nantinya, sambung dia, perajin kecil yang sudah memiliki workshop namun belum memiliki showroom akan mendapat prioritas utama untuk menghuni kios di Pasar Batik Weru. Ia menepis tegas jika ada isu mengenai penempatan perajin besar yang sudah memiliki showroom mewah di Pasar Batik Weru. (Enon/CNC)

Tidak ada komentar: