Ketua P2TP2A Ajak Orang Tua Dampingi Anak Saat Buka Internet

Editing by - Amiz

Talun - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Cirebon menyayangkan warnet dijadikan sebagai tempat mesum oleh pasangan muda-mudi bahkan pelajar. Internet yang seharusnya digunakan secara positif, malah dimanfaatkan untuk hal-hal negatif.

Ketua P2TP2A Kabupaten Cirebon, Hj. Wahyu Tjiptaningsih mengatakan, masalah kenakalan remaja berawal dari keluarga. Biasanya pola asuh yang salah menyebabkan generasi yang salah. Dalam hal ini orangtua harus memberikan pengasuhan yang baik dengan mendampingi terus anak-anak.

"Sekarang orangtua cenderung membiarkan anak-anak membuka internet tanpa diawasi. Itu kan keliru," ujar Ayu usai acara evaluasi P2TP2A di Talun, Kabupaten Cirebon, Rabu (17/9).
Menurut istri Bupati Cirebon, H. Sunjaya Purwadisastra, tertangkapnya pelajar yang tengah melalukan perbuatan asusila di warnet beberapa waktu lalu merupakan contoh bahwa masih banyak orangtua yang menanamkan pola asuh anak yang salah. "Mereka tak memikirkan bagaimana masa depan mereka. Ini juga ironis dengan Kabupaten Cirebon yang notabene merupakan Kota Wali," kata Ayu.

Ayu menambahkan selain pola asuh, pendidikan moral juga sangat penting untuk menciptakan generasi yang baik karena pendidikan moral merupakan fondasi anak-anak menuju proses remaja.

"Pendidikan moral dan agama yang kuat akan menjadi pegangan ketika anak beranjak remaja dan dewasa. Istilahnya, dengan agama, anak menjadi ada rem-nya. Mau berbuat salah pun ia akan mikir dua kali karena takut dosa, ada Allah," kata Ayu.

Ayu mengakui, mengasuh dan memberi pendidikan kepada anak memang tak mudah. Namun dengan perhatian yang cukup dari kedua orangtua, kemudian dibarengi dengan pola asuh yang baik dan pendidikan agama akan bisa menciptakan generasi muda yang berkualitas.

"Minimal dampingi anak 20 menit dalam sehari. Kehangatan keluarga akan sangat berpengaruh," ujar Ayu.

Ayu mengungkapkan, tak sedikit anak terjerumus ke hal-hal negatif karena disebabkan keluarga. "Bagaimanapun, anak adalah aset dunia-akhirat. Orang tak akan nanya berapa banyak rumah dan mobilmu, tapi akan nanya berapa anakmu, lalu dia sekolah dimana dan jadi apa," ujarnya. (Bagja/CNC)

Tidak ada komentar: