
Kejaksan - Anggota DPRD Kota Cirebon, Jafarudin melihat masalah degradasi moral di lingkungan itu salah satunya yaitu terletak pada peran dan kualitas guru. Menurutnya, peran guru bukan hanya mampu dan piawai dalam menyampaikan mata pelajaran saja, namun juga dibutuhkan pendekatan emosional agar siswa merasa nyaman dan mau dibimbing. “Kalau pintar membawakan materi saja tidak cukup, namun juga harus benar-benar menjadi guru, yaitu membimbing dan membina karakter siswa-sisinya,” ungkapnya saat ditemui di kediamannya, Minggu (21/9).
Dia mengaku prihatin dengan
banyaknya tindakan kriminalitas yang dilakukan oleh pelajar. Jafar menilai,
sekolah yang salah satunya berfungsi sebagai wadah pembentukan akhlak, namun
belum sepenuhnya berhasil mewujudkan cita-cita pendidikan itu sendiri. Bahkan
pihaknya menilai, profesi guru sekarang tidak lagi dianggap sebagai profesi
yang benar-benar mewujudkan karakter siswa-siswinya. Melainkan, menurutnya,
banyak orang yang bercita-cita sebagai seorang guru hanya ingin mendapat status
sebagai Pagawai Negeri Sipil (PNS) semata.
“Kalau orientasi sekedar
ingin menjadi PNS, itu berarti sudah menyalahi kode etik sebagai seorang guru.
Kesejahteraan memang perlu, tetapi bukan malah meninggalkan prinsipnya sebagai
guru,” ujar Jafar.
Sementara itu, Pengamat
Pendidikan IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Prof Dr Jamali Sahrodi MA menilai guru
merupakan ujung tombak masalah pendidikan di Indonesia, sebab edukasi merupakan
proses interaksi antar manusia, antara pendidik dan peserta didik. Dia
menjelaskan, kualitas, distribusi dan kesejahteraan guru, merupakan sebagian
masalah pendidikan di Indonesia. Jamali mengatakan, sistem pendidikan Indonesia
saat ini belum memberikan apresiasi khusus kepada guru, padahal apresiasi
terhadap guru mencerminkan bagaimana seseorang mengapresiasi masa depan bangsa.
“Apresiasi kepada guru,
tidak selalu harus berbicara gaji, namun juga mengenai komponen pengembangan
guru itu sendiri. Pembekalan rasa nasionalisme dan nilai-nilai kebangsaan
seperti itu bisa terjadi, apabila guru benar-benar berkualitas,” katanya.
Menurut Direktur
Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati itu menilai, pendidikan juga perlu dilihat dari
sisi nonformal. Dia menjalaskan, pendidikan di Keluarga melalui orang tua
seringkali dilupakan. Maka dari itu, bukan tidak mungkin degradasi moral yang
di lakukan usia pelajar itu berangkat dari tidak maksimalnya peran orang tua
membimbing anak-anaknya di rumah.
“Orang tua adalah pendidik
yang penting, sehingga orang tua ini perlu dijangkau oleh sistem pendidikan di
Indonesia. Sekarang itu kan biasanya orang tua diundang datang ke sekolah,
biasanya untuk sumbangan, padahal sudah waktunya diundang untuk bicara
bersama-sama mengenai pendidikan,” Ujar Jamali. (Iwe/CNC)
Info: CirebonNews.Com














Tidak ada komentar: