Alumni SMANDA Kota Cirebon, Minta Proses Hukum Tetap Berjalan

Editing by - Amiz

Kejaksan - Sejumlah alumni Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Kota Cirebon mengaku prihatin dan kecewa atas insiden pemukulan yang dilakukan sejumlah kakak kelasnya terhadap adik kelasnya beberapa waktu lalu. Padahal, sebagai kakak kelas seharunya menjadi pelindung dan bukan menjadikan adik kelasnya sebagai musuh.

Wisnu Heryana salah satu alumni SMAN 2 angkatan 1993 ini yang juga sebagai Ketua Cirebon Lawyers Club (CLC), mendengar adanya peristiwa pemukulan di sekolahnya itu membuatnya miris. Apalagi dilakukan oleh kakak kelasnya sendiri. Menurutnya,pemukulan dan tendangan terhadap adik kelasnya itu dengan alas an apapun tidak dibenarkan dan sudah berlebihan.

“Jika dilihat dari kronologisnya para pelaku sudah merencanakan sedemikain rupa sehingga dapat menghilangkan nyawa seseorang. Proses hukumnya harus terus berjalan. Ini akan memberikan efek jera bagi yang lain. Bayangkan bila peristiwa ini malah tidak memberikan efek jera pastinya akan terulang kembali,” ungkap Wisnu, Minggu (31/8).

Wisnu mengatakan pihak sekolah mesti ikut membantu proses hukum tetap berjalan. Mereka juga harus menjadikan peristiwa ini agar siswa lain tidak mengikutinya.
“Saya alumni tentu kecewa. Jangan sampai ada siswa yang merasa lebih kuat dan semena-mena terhadap pelajar lain,” kata Wisnu.

Dia juga meminta agar pihak sekolah bertindak tegas dan membantu agar proses hukum ter berjalan. Ini bukti agar pihak sekolah dapat melindungi siswa termasuk yang dianggap lemah.Dia mengaku diperlukan langkah baik agar siswa SMAN 2 tetap kompak dan tidak terpecah antar angkatan gara-gara persoalan tersebut. Pihak sekolah juga bisa menunjukan agar siswa yang sekolah tetap merasa aman.

Senada diungkapkan ,Imansyah Ahmad alumni SMAN 2 Cirebon angkatan 1996 yang mengaku prihatin dan kecewa dengan sikap yang ditunjukan anak kelas 3 tersebut. Iman mengatakan siswa kelas 3 justru harusnya melindungi adik kelas.

“Yang lebih mengejutkan para pelaku hingga membawa adik kelasnya hingga ke kosan untuk dianiaya. Alasannya pun tidak logis hanya karena menggunakan sepeda motor Kawasaki Ninja. Jangan karena merasa kuat dan kakak kelas bisa melakukan apapun terhadap adik tingkatnya,” tandasnya. (Enon/CNC)

Tidak ada komentar: